RSS Berita Resmi Statistik (BRS) Website Badan Pusat Statistik (https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease.html) https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease.html RSS Berita Resmi Statistik (BRS) Website Badan Pusat Statistik (https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease.html) https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease.html /images/logo.jpg en-us Tue, 19 Mar 2024 15:21:55 +0700 Februari 2024, Kabupaten Timor Tengah selatan mengalami inflasi Year On Year (YoY) sebesar 3,21 persen https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2024/03/01/440/februari-2024--kabupaten-timor-tengah-selatan-mengalami-inflasi-year-on-year--yoy--sebesar-3-21-persen.html Fri, 01 Mar 2024 00:00:00 +0700 Pada Februari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 3,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,22. Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya  indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,71 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,44 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,61 persen; kelompok kesehatan sebesar 4,56 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran  sebesar 9,35 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,48 persen. Tingkat deflasi month to month (m-to-m) dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) Kabupaten Timor Tengah Selatan bulan Februari 2024 masing-masing sebesar  1,47 persen dan 0,08 persen. ]]> Januari 2024, Kabupaten Timor Tengah selatan mengalami inflasi Year On Year (YoY) sebesar 4,5 persen https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2024/02/01/439/januari-2024--kabupaten-timor-tengah-selatan-mengalami-inflasi-year-on-year--yoy--sebesar-4-5-persen.html Thu, 01 Feb 2024 00:00:00 +0700 Pada Januari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kabupaten Timor Tengah Selatan sebesar 4,50 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,82. Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 8,56 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,44 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,60 persen; kelompok kesehatan sebesar 4,56 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 9,35 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,58 persen. Tingkat inflasi month to month (m-to-m) dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) Kabupaten Timor Tengah Selatan bulan Januari 2024 masing-masing sebesar 1,41 persen ]]> Pola utama distribusi perdagangan beras dan telur ayam ras tahun 2020 sama dengan tahun sebelumnya, sedangkan minyak goreng dan gula pasir berbeda https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2021/11/18/438/pola-utama-distribusi-perdagangan-beras-dan-telur-ayam-ras-tahun-2020-sama-dengan-tahun-sebelumnya--sedangkan-minyak-goreng-dan-gula-pasir-berbeda.html Thu, 18 Nov 2021 00:00:00 +0700
  • Pola utama distribusi perdagangan komoditas strategis Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2020 adalah:
    Beras : Produsen → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir
    Telur Ayam Ras : Produsen → Pedagang Grosir → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir
    Minyak Goreng : Luar Provinsi → Distributor → Pedagang Grosir → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir
    Gula Pasir : Luar Provinsi → Distributor → Pedagang Grosir → Pedagang Eceran → Konsumen Akhir
  • Margin Perdagangan dan Pengangkutan Total (MPPT) Provinsi NTT Tahun 2020 untuk komoditas beras sebesar 11,85 persen; telur ayam ras 38,94persen; minyak goreng 26,31 persen; dan gula pasir 45,45 persen
  • ]]>
    Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,77 persen https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2021/11/18/437/tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-3-77-persen.html Thu, 18 Nov 2021 00:00:00 +0700
  • Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2021 sebanyak 2,92 juta orang, naik 0,04 juta orang dibanding Februari 2021. Sejalan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga naik sebesar 0,49 persen poin.
  • Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2021 sebesar 3,77 persen, naik 0,39 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021.
  • Penduduk yang bekerja sebanyak 2,81 juta orang, meningkat sebanyak 0,03 juta orang dari Februari 2021. Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan persentase terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan (2,37 persen poin). Sementara sektor yang mengalami penurunan terbesar yaitu Sektor Pertanian (5,87 persen poin).
  • Sebanyak 2,13 juta orang (75,97 persen) bekerja pada kegiatan informal, turun 2,76 persen poin dibanding Februari 2021.
  • Persentase setengah penganggur naik sebesar 0,42 persen poin, sementara persentase pekerja paruh waktu naik sebesar 0,86 persen poin dibandingkan Februari 2021.
  • Terdapat 336,05 ribu orang (8,50 persen penduduk usia kerja) yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID-19 (14,37 ribu orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (9,09 ribu orang), sementara tidak bekerja karena COVID-19 (19,93 ribu orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (292,66 ribu orang).
  • ]]>
    Ekonomi Nusa Tenggara Timur Triwulan III 2021 tumbuh 2,37 persen https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2021/11/18/436/ekonomi-nusa-tenggara-timur-triwulan-iii-2021-tumbuh-2-37-persen.html Thu, 18 Nov 2021 00:00:00 +0700
  • Perekonomian Nusa Tenggara Timur (NTT) triwulan III 2021 berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2021 mencapai Rp28,08 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp17,83 triliun.
  • Ekonomi NTT triwulan III-2021 tumbuh sebesar 2,37 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 (y-on-y). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Konstruksi sebesar 15,48 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 6,66 persen.
  • Ekonomi NTT triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 1,15 persen dibandingkan dengan triwulan II-2021 (q-to-q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha Konstruksi sebesar 16,39 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 80,13 persen.
  • Ekonomi NTT pada triwulan I-III 2021 tumbuh sebesar 2,31 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan I-III 2021 dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan Air sebesar 13,10 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran komponen PK-LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 3,72 persen.
  • Struktur Ekonomi NTT pada triwulan III-2021 masih didominasi oleh oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan kontribusi sebesar 29,04 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran masih didominasi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 68,16 persen.
  • ]]>
    157.820 orang bepergian melalui 14 bandara di Nusa Tenggara Timur pada September 2021 https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2021/11/18/434/157-820-orang-bepergian-melalui-14-bandara-di-nusa-tenggara-timur-pada-september-2021.html Thu, 18 Nov 2021 00:00:00 +0700
  • Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada bulan September 2021 sebesar 36,68 persen, naik 13,76 poin dibanding TPK Agustus 2021 yang sebesar 22,92 persen.
  • Jumlah tamu menginap pada hotel bintang bulan September 2021 sejumlah 30.681 orang dengan rincian 30.410 orang tamu nusantara dan 271 orang tamu mancanegara.
  • Rata-rata lama tamu menginap di hotel berbintang pada bulan September 2021 selama 1,45 hari. Rata-rata lama tamu nusantara menginap selama 1,45 hari dan rata-rata lama tamu mancanegara menginap selama 1,68 hari.
  • Jumlah penumpang domestik angkutan udara yang tiba di NTT pada September 2021 berjumlah 81.090 orang dan penumpang yang berangkat berjumlah 76.730 orang.
  • ]]>
    Oktober 2021 Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi 0,13 persen https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2021/11/18/433/oktober-2021-nusa-tenggara-timur-mengalami-deflasi-0-13-persen.html Thu, 18 Nov 2021 00:00:00 +0700
  • Oktober 2021, gabungan 3 Kota di Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar 0,13 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,31. Kota Kupang mengalami deflasi sebesar 0,20 persen, Kota Maumere mengalami inflasi sebesar 0,32 persen dan Kota Waingapu mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.
  • Inflasi Oktober 2021 di Nusa Tenggara Timur terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada 4 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang turun sebesar -0,34 persen.
  • Pada Oktober 2021, dari 90 kota sampel IHK Nasional, 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Sampit sebesar 2,06 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Banyuwangi dan Sumenep sebesar 0,02 persen. Sedangkan deflasi terbesar terjadi di Kota Kendari sebesar 0,70 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Bengkulu sebesar 0,02 persen.
  • ]]>
    Oktober 2021 Nilai Tukar Petani meningkat 0,17 persen jika dibandingkan dengan periode bulan September 2021 https://timortengahselatankab.bps.go.id/pressrelease/2021/11/18/432/oktober-2021-nilai-tukar-petani-meningkat-0-17-persen-jika-dibandingkan-dengan-periode-bulan-september-2021.html Thu, 18 Nov 2021 00:00:00 +0700
  • Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Oktober 2021 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2018 (2018=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
  • Pada bulan Oktober, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 95,50 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 94,55 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P), 99,31 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H); 92,40 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 106,12 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 91,79 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
  • Terjadi peningkatan 0,17 persen pada Oktober jika dibandingkan dengan NTP September. Peningkatan indeks harga ini disebabkan oleh peningkatan harga terima pada bulan Oktober jika dibandingkan dengan harga bulan sebelumnya. Peningkatan ini terjadi hampir di seluruh subsektor kecuali hortikultura
  • Di daerah perdesaan terjadi inflasi khususnya pada komoditas konsumsi rumah tangga subkategori perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
  • ]]>